Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, langkah penting untuk mengindari learning loss atau hilangnya pembelajaran secara berkepanjangan akibat pandemi Covid-19 adalah dengan menggelar sekolah tatap muka. Nadiem mengatakan, menggelar pembelajaran tatap muka adalah solusi agar para siswa tidak ketinggalan belajar apabila sekolah kesulitan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Langkah pertama yang terpenting adalah sekolah-sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ harus masuk tatap muka sekolah lagi. Itu adalah satu-satunya solusi, biar mereka tidak lebih ketertinggalan," kata Nadiem dalam acara Forum Merdeka Barat, Jumat (22/1/2021).

Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut pun menjadi tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah dalam membantu akslerasi sekolah tatap muka. Terutama, di tempat-tempat yang kesulitan melakukan pembelajaran secara daring. Kemendikbud pun akan mendampingi dan memfasilitasi pemerintah daerah yang kemungkinan banyak di antaranya telah membuka sekolah tatap muka di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). "Tapi untuk learning loss itu adalah suatu hal yang sangat sulit dihindari di dalam situasi PJJ ini," kata dia.

Nadiem mengakui, seluruh pihak baik guru maupun orangtua, adaptasi dalam melakukan PJJ sulit dilakukan sehingga menimbulkan banyak situasi yang kurang optimal. Meskipun, kata dia, PJJ juga memiliki banyak keuntungan, antara lain dengan keterlibatan orangtua dalam mendidik anak-anaknya. "Tapi ini adalah suatu hal yang real, kita belum bisa mengukur berapa kuantitas learning loss-nya," kata Nadiem. "Harapannya dengan asesmen nasional yang terjadi di Desember, kita akan punya deadline dan tahun depan kita akan melihat apakah tren itu menurun atau meningkat," ucap dia.

Namun, inisiatif untuk menghindari terjadinya learning loss itu pun harus dilakukan, yakni dengan memastikan anak-anak melakukan pembelajaran. Terlebih, sejumlah bantuan sudah diberikan pemerintah agar pembelajaran tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Antara lain kuota gratis, dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang bisa digunakan untuk membeli sejumlah perangkat guna membantu pembelajaran, hingga modul-modul pembelajaran, kurikulum darurat, serta pelatihan untuk guru dan model-model pembelajaran yang bisa digunakan orangtua. "Semua hal ini untuk memitigasi, tapi tidak semua bisa tatap muka. Jadi tolong bagi pemerintah daerah yang sekolah-sekolahnya nya paling sulit melakukan PJJ harap segera mulai tatap muka,: ujar Nadiem. "Toh tatap muka dilakukan dengan protokol kesehatan dan kapasitas 50 persen. Tidak sama seperti biasanya, cuma setengah kapasitas. jadi itu adalah rekomendasi kami dari Kemendikbud," ucap dia.

Sumber - Kompas

Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Bayu Galih