Gapura Panca Waluya adalah usaha strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun generasi muda yang lebih menyeluruh: tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga sehat, berbudi pekerti, integritas, kreatif, dan terampil. Program ini melibatkan kebijakan administratif, kolaborasi antar lembaga, pelibatan unsur militer/polisi untuk wawasan kebangsaan, serta integrasi ke dalam kegiatan sekolah seperti MPLS. Keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada seberapa baik dukungan dari sekolah, keluarga, dan masyarakat umum, serta seberapa efektif pengawasan dan evaluasinya.

Gapura Panca Waluya adalah sebuah inisiatif pendidikan karakter dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dicanangkan Gubernur Dedi Mulyadi. 

Nama “Panca Waluya” sendiri merujuk pada lima nilai utama yang diharapkan tertanam dalam diri siswa di Jawa Barat, yaitu:

Cageur — sehat secara jasmani dan rohani 

Bageur — berkepribadian baik, ramah, sopan dan santun

Bener — hidup dengan integritas, jujur dan adil

Pinter — memiliki wawasan luas, cerdas, berpendidikan, tidak hanya akademik tapi juga sosial 

Singer — terampil dan kreatif, mampu menghasilkan karya dan inovasi 

Tujuan keseluruhannya adalah membentuk generasi Jawa Barat yang tidak hanya unggul secara akademis, tapi juga kuat karakter, moralitas, dan kemampuan praktisnya. 

Kebijakan dan Langkah-Pelaksanaan

Beberapa kebijakan dan langkah konkret yang diambil untuk merealisasikan Gapura Panca Waluya:

Surat Edaran (SE) Gubernur
Ada SE Nomor 43/PK.03.04/KESRA tanggal 2 Mei 2025, yang berisi sembilan langkah pembangunan pendidikan di Jawa Barat menuju tercapainya Gapura Panca Waluya.

Sembilan Langkah Pembangunan Pendidikan
Misalnya, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan (termasuk toiletnya di dalam kelas), pembatasan kegiatan studi tour yang dianggap bisa membebani orang tua, dan larangan wisuda sekolah di semua jenjang yang dianggap seremonial. 

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai momentum karakter
MPLS tahun ajaran 2025/2026 akan dipakai sebagai ajang untuk menanamkan nilai-nilai Panca Waluya. Pelibatan unsur TNI/Polri dalam MPLS juga diatur, demi mendisiplinkan dan memberikan wawasan kebangsaan sejak dini.

Sinergi dengan organisasi masyarakat dan keluarga
Misalnya TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) diarahkan agar programnya selaras dengan Gapura Panca Waluya. Juga program Paaredi (Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital) untuk membantu orang tua dalam mendidik anak di era digital dan teknologi.

Hardiknas 2025 sebagai momentum
Hari Pendidikan Nasional dijadikan sarana untuk deklarasi, sosialisasi, dan penguatan tekad agar pendidikan karakter menjadi prioritas bersama.